Langsung ke konten utama

maaf, aku jatuh terlalu dalam


Tak butuh pintar untuk mengetahui kenyataan yang tak selamanya sesuai. Dulu kamu hanya ingin denganku, dan aku juga hanya ingin denganmu. Tapi nyatanya hanya aku yang selalu berkeinginan seperti itu
Izinkan aku mengucap maaf. Maaf aku sudah terjatuh terlalu dalam. Aku terlanjur mencintaimu begitu dalam. Maaf, aku merasa memilikimu hingga saat ini. Maaf, aku tak sepertimu, aku susah menerima keadaan bahwa kita sudah tak sejalan.
Entah siapa yang harusnya kusalahkan. Ekspektasi yang terlalu tinggi atau semesta yang terlalu lambat untuk menyadarkanku. Aku butuh waktu untuk memahami bahwa semua, kita sudah tak seperti dulu. Butuh waktu untuk memaklumi nahwa hubungan ini sudah tak seperti dulu, kita tak seakrab dulu. Untuk mengerti bahwa aku sudah tidak berarti lagi. Khayalanku masih terbang tinggi, dan tanpa kusadari sepasang tanganmu tak menangkapku lagi.
Jika kamu baik - baik saja, aku turut bahagia (:
Harusnya aku bisa belajar, agar mengerti bahwa posisiku kelak akan terganti. Agar aku bisa menerima bahwa bukan lagi aku yang kau butuhkan.
Namun aku bisa apa? Luka ini akan kujahit sendiri, tapi tak kan serapi dulu. Kamu pun disana sudah tak lagi peduli. Andai kamu menoleh lagi sebentar saja, lihatlah. Aku masih disini, masih menganggapmu lebih dari berarti. Meski aku sudah tidak berarti lagi untukmu.
Aku belum biasa mengakui dia lebih mampu. Aku belum mampu kalau dia lah tujuanmu yang sekarang. Kupikir tak ada yang bisa sepertiku, tapi ternyata kamu menemukan yang dengan mudah menggeserku 
maaf jika sampai saat ini yang kubutuhkan masih kamu, saat kamu tidak. Izinkan aku membenahi serpihan - serpihan yang berserakan. Sementara kamu, pergilah dengan yang kau sebut kebahagiaan.
Aku disini, sedang belajar merelakan posisi yang telah terganti :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asisten Icip - icip yang Doyan Icip - icip ke Gartenhaus Co - Working Space

Assalamualaikum... udah lama banget nih gak posting apapun di blog ini. Dikarenakan lagi gak ada ide untuk nulis, sibuk dengan perkuliahan, dan yang paling menonjol sih kayaknya karena lagi males mau nulis di blog. Okay, langsung aja deh ya.. Cerita dikit ya, ini pertama kalinya aku jadi asisten praktikum semenjak aku kuliah, hehe. Dari awal sih kepingin jadi asisten praktikum, tapi mesti keduluan sama pikiran yang males karena bakal makin padet jadwalnya. Nah sekarang jadi asisten karena emang suka sama mata kuliah ini sih, trus karena aku udah semester 7(udah tua-_-) jadi buat ngisi waktu juga kan, selain itu karena aku suka icip - icip wkwk. (3/10) Untuk pertama kalinya kita, kita kumpul perdana nih untuk ngebahas langkah selanjutnya bakal mau ngapain aja. Kita memutuskan untuk kumpul perdana di Gartenhaus Co - Working yang bertempatkan di Jl. Kenanga Indah No 1 Malang. Tempat ini bukan kafe loh, meski awalnya aku juga ngira ini kafe. Ini tuh Co - working space. Jadi kal
Ada rindu yang menggores hingga palung terdalam setiap sukma Ada memori yang menjelma tanya dalam benak Namun, tak jua bisa menjawab Entah siapa yang harus memulai Entah siapa yang mestinya menanti Takdir mungkin sedang ingin berjenaka Dipertemukannya dua jiwa yang telah hilang Hingga kemudian merasa utuh kembali Namun, tak untuk selamanya Bahkan tidak lebih lama dari kata 'sementara' Kini yang tersisa hanya harap Yang mungkin dengan mudah dapat menguap Dan yang tersisa kini hanyalah yakin Yang mungkin sewaktu - waktu akan melebur dengan mudahnya RINDU BERUJUNG TEMU, NAMUN RINDU TAK AKAN USAI HANYA DENGAN PERTEMUAN

Candu tuk menunggu

Menunggu, adalah sebuah ketidakpastian, yang malah dicandu banyak orang Di setiap senja yang pekat, aku selalu menantimu kembali Walau mungkin hanya tuk singgah, setidaknya kamu berbalik dan melihat kearahku Sekali lagi I miss you I love you - ahd-